Matafaktanews.com, Waykanan, – Kondisi jalan di Kampung Srimenanti, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Waykanan, Lampung, semakin memprihatinkan. Jalan utama yang menjadi urat nadi masyarakat kini rusak parah hingga menyerupai kolam ikan.
“Kami masyarakat Srimenanti menjerit. Jalan kampung kami sudah seperti kolam ikan, tapi pejabat kampung dan pemerintah kabupaten Waykanan seolah tutup mata dan tutup telinga,” ungkap Fahmi, salah satu warga Srimenanti, dengan nada kecewa.
Menurut Fahmi, kerusakan jalan tersebut sudah berlangsung lebih dari sepuluh tahun tanpa adanya perbaikan signifikan. Padahal, jalan itu merupakan akses utama menuju pusat pendidikan, fasilitas kesehatan, dan area perekonomian warga.
Hal senada disampaikan oleh Fikri dan Peri, dua warga Srimenanti yang turut mengeluhkan dampak jalan rusak terhadap aktivitas ekonomi masyarakat.
“Jalan yang rusak parah ini membuat ekonomi warga terhambat. Banyak pemuda akhirnya memilih merantau karena tidak ada peluang usaha di sini akibat buruknya infrastruktur,” ujar Fikri.
Lebih ironis lagi, warga mengungkap bahwa kampung mereka sebenarnya mendapatkan dana CSR dari perusahaan tebu PT PSMI, namun hingga kini dana tersebut tidak pernah digunakan untuk memperbaiki jalan.
“Harusnya dana CSR itu bisa membantu memperbaiki jalan kami, tapi kenyataannya tidak pernah terealisasi,” tambah Fahmi.
Kondisi semakin parah saat musim hujan tiba. Jalan berlubang dan licin membuat pengendara harus ekstra hati-hati. “Dari dalam kampung sampai ke tugu selamat datang Srimenanti, jalannya hancur semua. Sudah sering juga terjadi kecelakaan kecil karena jalan licin,” kata Fikri.
Peri pun menegaskan rasa kecewanya terhadap pejabat kampung yang dinilai tak punya empati terhadap penderitaan masyarakat.
“Saya heran, di mana hati nurani pejabat kampung Srimenanti? Jalan kita sudah rusak belasan tahun, tapi tak ada tindakan nyata. Lihatlah, kampung kita tertinggal jauh dibanding kampung tetangga,” ujarnya dengan nada kesal.
Masyarakat Srimenanti berharap pemerintah Kabupaten Waykanan segera turun tangan untuk memperbaiki jalan tersebut sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kami hanya ingin jalan yang layak, agar anak-anak bisa sekolah dengan aman dan ekonomi warga bisa kembali hidup,” pungkas Fikri.(Red).


